2.1
Pengertian
Majas
Majas,
kiasan atau “figure of speech” adalah
bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda
atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata,
penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau
konotasi tertentu (Dale (et al); 197 : 220).
Majas atau ‘figurative language’ adalah bahasa yang dipergunakan secara
imajinatif, bukan dalam pengertian yang benar-benar secara kalamiah saja
(Warriner (et al); 1977 : 602).
Majas
merupakan bentuk retorik, yaitu
penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau
mempengaruhi penyimak dan pembaca.Kata retorik
berasal dari bahasa yunani rhetor yang
berarti orator atau ahli pidato. Pada masa yunani kuno,
retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karna
itu aneka ragam majas sangat penting serta harus dikuasai benar-benar oleh
orang-orang yunani dan romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi
ini.
Majas dan kosakata mempunyai
hubungan erat, hubungan timbal-balik. Majas dan semantik mempunyai hubungan
erat, sebab tanpa pengetahuan mengenai makna kata, terlebih-lebih makna
konotatif, sukar untuk memahami majas yang beraneka ragam itu.
2.2.
Ragam
Majas
Majas Sunggh
beraneka ragam dalam kehidupan kita. Majas yang beraneka ragam itu dapat
dikelompok-kelompokkan dengan berbagai cara bergantung dari cara memandangnya.
Salah satu cara mengelompkkan majas adalah sebagai berikut:
a)
majas perbandingan
b)
majas pertentangan
c)
majas pertautan
d)
majas perulangan
Selanjutnya
setiap ragam majas itu pun dapat pula kita bagi atas beberapa jenis lagi.
Demikianlah, majas perbandingan dapat kita kelompok-kelompokkan lagi atas 5
jenis, yaitu:
a)
perumpamaan
b)
kiasan
c)
penginsanan
d)
sindiran
e)
antitesis
Majas pertentangan pun dapat pula
dita bagi atas 7 jenis, yaitu:
a)
hiperbola
b)
litotes
c)
ironi
d)
oksimoron
e)
paronomasia
f)
paralipis
g)
zeugma
majas pertautan pun
dapat juga kita bagi menjadi 7 jenis, yaitu:
a)
metonimia
b)
sinekdoke
c)
alusi
d)
eufemisme
e)
elipsis
f)
inversi
g)
gradasi
seperti
juga halnya majas-majas perbandingan, pertentangan, dan pertautan, maka majas
perulangan pun dapat kita bagi atas empat jenis, yaitu:
a)
aliterasi
b)
antanaklasis
c)
kiasmus
d)
repetisi
Dan akhirnya majas yang
beraneka ragam jenisnya dapat kita buat skemanya sebagai berikut ini.
MAJAS
2.2.1.
Majas
Perbandingan
2.2.1.1.
Perumpamaan
Majas simile atau perumpamaan adalah
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita
anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak,
laksana, dan sejenisnya.
Contoh:
·
Seperti
air di daun keladi
·
Ibarat
menelan
duri
·
Bak
mencari
kutu di dalam ijuk
·
Umpama
memadu
minyak dengan air
·
Laksana
bulan
purnama
·
Sebagai
bintang di langit
2.2.1.2.
Metafora
Metafora adalah
pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasarkan persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta, 1976 : 648).
Metafora adalah majas yang
mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis.
Contoh:
·
Nani jinak-jinak
merpati
·
Perpustakaan gudang
ilmu
·
Mina buah hati Edi
·
Dia anak emas
pamanku
·
Kata adalah pedang
tajam
·
ABRI tulang
punggung negara kita
2.2.1.3.
Personifikasi
Penginsanan atau
personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada
barang yang tidak bernyawa dan idea yang abstrak. Misalnya:
·
Angin yang meraung
·
Penelitian menuntut kecermatan
·
Cinta itu buta
·
Badai mengamuk
dan merobohkan rumah penduduk.
·
Ombak
berkejar-kejaran ke tepi pantai.
·
Peluit wasit menjerit
panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
2.2.1.4.
Alegori
Alegori adalah cerita
yang diceritakan dalam lambang-lambang. Alegori kerapkali mengandung
sifat-sifat moral atau spiritual manusia. Biasanya alegori merupakan
cerita-cerita yang panjang dan rumit dengan makna maksud, atau tujuan
terselubung. Misalnya:
Berhati-hatilah
dalam mengemudikan bahtera hidup keluargamu sebab lautan kehidupan ini penuh
badai, topan yang ganas, batu karang, dan gelombang yang setiap saat dapat
menghancurkan. Oleh karena itu, nahkoda dan para awaknya harus selalu seia
sekata dan satu tujuan agar dapat mencapai pantai bahagia dengan selamat.
2.2.1.5.
Antitesis
Antitesis adalah
sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim
(yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan). (Ducrot
& Todorov, 1979 : 277). Misalnya:
·
Dia bergembira
ria atas kegagalan dalam ujian itu
·
Pada
saat kami berdukacita atas kematian
ayahku, mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
·
Segala
fitnahan tetangganya itu dibalasnya dengan budi bahasa yang baik.
2.2.2.
Majas
Pertentangan
2.2.2.1.
Hiperbola
Hiperbola adalah
sejenis majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan
atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
2.2.2.2.
Litotes
Litotes adalah majas
yang didalam pengungkapan menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang
negatif atau bentuk yang bertentangan.Litotes mengurangi atau melemahkan
kekuatan pernyataan yang sbenarnya (moeliono, 1984 : 3).
Litotes, kebalikan dari
hiperbola,adalah sejenis majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan
,dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya,misalkan untuk merendahkan
diri.(tarigan , 1983 :144).
Contoh:
·
Silahkan mampir ke gubukku.
·
Jika berkenan, akan saya antarkan anda dengan motor
butut ini.
·
Hanya kado kecil ini yang bisa aku berikan.
2.2.2.3.
Ironi
Ironi adalah
majas yang menyatakan makna yang bertentangan,dengan maksud berolok-olok.
a)
Makna yang
berlawanan dengan makna yang sebenarnya
b)
Ketaksesuaian
antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya,dan
c)
Ketak sesuaian
antaa harapan dn kenyataan (moeliono , 1984 : 3 )
Ironi
adalah sejenis majas yang mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda,bahkan
ada kalanya bertentangan dengan yang sebenarnya dikatakan itu.ironi ringan
meupakan suatu bentuk humor,tetapi ironi keras biasanya merupakan suatu bentuk
sarkasme atau satire walaupun pembatasan yang tegas antara hal-hal itu sangat
sukar dibuat dan jarang sekali memuaskan orang (Tarigan, 1983:144).
Majas
ironi sering kita dapati dalam bacaan dan juga dalam pembicaraan sehari-hari
dalam keluarga dan masyarakat.
Contoh:
·
Suaramu sangat merdu seperti kaleng rombeng
·
Badanmu gemuk sekali, hanya terpaut 10 kg saja dari
berat balita.
·
Bagus sekali buku laporan belajarmu, hampir semuanya
berwana merah.
2.2.2.4.
Oksimoron
Oksimoron adalah majas
yang mengandung penegakan atau pendirian sesuatu hubungan sintaksis (baik
koordinasi maupun determinasi) antara 2 antonim atau majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan.
Contoh :
·
Cinta membuatnya
bahagia, tetapi juga membuatnya
menangis.
·
Olah raga
mendaki gunung menarik perhatian
walaupun sangat berbahaaya.
·
Bahasa memang
dapat dipakai sebagai alat pemersatu suatu
bangsa namun dapat juga sebagai alat
pemecah-belah.
2.2.2.5.
Paronomasia
Paronomasia ialah majas
yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna lain ;
kata-kata yang sama bunyinya tetapi berbeda maknanya.
Contoh:
·
“Engkau orang
kaya!” “Ya, kaya monyet!”
·
Di ganggang papan lantai kamar mandi itu tumbuh ganggang hijau
yang amat licin.
·
Awas bisa ini bisa membahayakan kesehatan kita.
2.2.2.6.
Paralipsis
Paralipsis adalah majas yang merupakan suatu formula
yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak
mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat untuk sendiri.
Majas yang dipergunakan untuk sarana menerangkan
apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri.
Contoh:
·
Semoga nenek
mendengarkan
permintaan kalian (maaf) bukan maksud menolaknya.
·
Biarlah
masyarakat mendengar wasiat tersebut, yang (maafkan saya) saya maksud bukan membacanya.
·
Pak guru
sering memuji kelas XII MA Plus, yang (maafkan saya) saya maksud memarahinya.
2.2.2.7.
Zeugma
Zeugma adalah majas
yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung
ciri-ciri semantik yang bertentangan, seperti abstrak dan kongkrit.
Atau zeugma ialah
gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan
sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai
untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu
dari padanya.
Contoh:
·
Kami sudah mendengar berita itu dari
radio dan surat kabar.
·
Ia menundukkan
kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
2.2.3.
Majas
Pertautan
2.2.3.1.
Metonimia
Metonimia ialah majas
yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang , atau
hal, sebagai penggantinya.kita dapat menyebut pencipta atau pembuatnya jika
yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita menyebut bahannya jika
yang kita maksudkan barangnya.
Berikut kita sajikan
beberapa contoh majas metonimia agar
kita mendapat gambaran dan pengertian yang jelas :
·
Para siswa
dissekolah kami senang sejali membaca S.T Alisyahbana.
·
Tidak jarang
pena lebih tajam dari pedang
·
Dia lebih
menyukai Diana Nasution daripada penyayi lain
·
Saya tidak dapat
membaca sekarang karena kontak lensa saya jatuh dan pecah.
·
Ayah baru saja
membeli suzuki dengan harga lima juta rupiah
2.2.3.2.
Sinekdoke
Sinekode ialah majas
yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya , atau
sebaliknya.
Agar lebih jelas
berikut ini kita kemukakan beberapa contoh majas sinkode :
·
Setiap tahun
semakin banyak mulut yang harus diberimakan di indonesia ini.
·
Apa kalian belum
tahu bahwa peria itu mata keranjang atau don juan ?
·
Pasanglah
telinga baik-baik !
·
Kemana kamu buat
matamu ?
·
Dari kejauhan
terlihat berpuluh-puluh layar dipelabuhan itu
·
Paman saya telah
mempunyai dua atap dijakarta
·
Bagaimana kita
bisa hidep tenang kalau kita belum mempunyai lantai tempat menetap dijakarta
ini
2.2.3.3.
Alusi
Alusi atau kilatan
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung kesuatu peristiwa atau tokoh
berdasarkan penanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang
dan pembaca serta adanya kemampuan pada pembaca untuk menagkap pengacuan ini.
·
Carut marut
pemerintahan baru ini semoga tak mengulang kejadian ‘98.
·
Janji-janji
pemimpin saat pilkada itu hanya Tong kosong saja setelah tepilih.
·
Hilangnya MH307
masih sebuah misteri.
·
Wanita-wanita
sekarang diperbolehkan turut berperan dalam pembagunan bangsa hasil dari
perjuangan Kartini.
·
Kejadian Talang
Sari merupakan suatu bukti keserakahan oknum akan kekuasaan
2.2.3.4.
Eufemisme
Eufemisme ialah
ungkapan yang lebih halus sebagai
pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, yang dianggap merugikan, atau yang
tidak menyenangkan . misalnya meninggal, bersanggama, tinja , tunakarya. Namun
eufemisme dapat juga dengan mudah melemahkan kekuatan diksi karangan . misalnya
penyesuaian harga, kemungkinan kekurangan makan, membebastugaskan.
Contoh lain :
Tahi eufemismenya tinja
Pengangguran eufemismenya tunakarya
Pelacur eufemismenya
tunasusila
Kakus eufemismenya toilet
Kelaparan eufemismenya kekurangan
makanan
Utang eufemismenya pinjaman
Bunting eufemismenya hamil, berbadan dua
Diberhentikan eufemismenya dibebastugaskan
2.2.3.5.
Elipsis
Elipsis ialah majas
yang didalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata kata
yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa .atau dengan kata lain, elipsis adalah penghilangan
salah satu unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap.
Penghilngan dalam majas elipsis ini dapat berupa:
A.
Penghilangan
subyek
B.
Penghilangan
predikat
C.
Penghilanganobyek
D.
Penghilangan
keterangan
E.
Penghilangan
subyek predikat dan obyek sekaligus
Contoh:
·
Dia bersama
istrinya kejakarta minggu yang lalu {penghilangan predikat: pergi, berangkat}
·
Orang itu
memukul dengan sekuat daya { penghilangan obyek : ya, ular , istrinya}
·
Pada waktu
pulang membawa banyak barang berharga serta perabot rumah tangga [penghilangan
syubjek : Mereka]
·
Ibu, besok pagi.
[penghilangan predikan dan obyek : Ibu menjual emas besok pagi]
2.2.3.6.
Inversi
Invers
adalah majas yang merupakan permutasi atau perubahan urutan unsur-unsur
kontruksi sintaksis.
Dengan
perkataan lain : inversi adalah perubahan urutan subyek –predikat [SP] Menjadi
predikat subyek [Ps].
Contoh
;
Saya
lapar Lapar
saya
Dia datang Datang dia
Ibu menjahit Menjahit
ibu
Si eli lulus Lulus
si Eli
Kami ke sumatra Ke
sumatra kami
Mobil ini baru sekali Baru sekali mobil ini
Warnanya merah Merah
warnanya
Harganya lima juta Lima juta harganya
Adik kami kawin Kawin
adik kami
Buku ini menarik Menarik
buku ini
2.2.3.7.
Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian dan urutan (paling
sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai
satu atau beberapa ciri semantik secara umum dan yang diantaranya paling
sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat
kuantitatif.
Contoh: :
Kita berjuang dengan satu tekad; tekad harus maju; maju dalam kehidupan;
kehidupan yang layak dan baik; baik secara jasmani dan rokhani; jasmani dan
rokhani yang diridoi Tuhan; Tuhan Yang Maha Pengasih.
2.2.4.
Majas
Perulangan
2.2.4.1.
Aliterasi
Aliterasi adalah sejenis majas yang memanfaatkan
purwakanti atau kata-kata yang permulaannya sama bunyinya.
Contoh :
·
Dara damba daku
·
Dating dari danau
·
Duga dua duka
·
Diam di diriku
2.2.4.2.
Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan
kata yang sama dengan makna yang berbeda ( Ducrot & Todorov , 1981 : 227 ).
Dengan perkataan lain , antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata
yang berhomonim.
Contoh :
·
Buah
bajunya terlepas membuat buah dadanya
hamper-hampir kelihatan.
·
Saya selalu membawa buah tangan kepada buah
hati saya, kalau saya pulang dari luar kota.
2.2.4.3.
Kiasmus
Kiamus adalah majas yang berisikan perulangan atau
repetisi dan sekaligus pula merupakan inverse hubungan antara dua kata dalam
satu kalimat (Ducrot & TOdorov , 1981 : 277 ).
Contoh : Tidak
usah heran bila orang cantik merasa jelek, sedangkan orang jelek merasa dirinya cantik.
2.2.4.4.
Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan
kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
·
Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang
kuharap.
·
Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut
idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
BAB
III
SIMPULAN
Majas, kiasan, atau figure of speech
adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan atau memperbandingkan suatu benda
atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Peribahasa adalah
kalimat atau beberapa kalimat yang tetap susunannya tetapi mempunyai
makna/maksud tertentu.
Jenis-jenis majas terbagi menjadi
empat, yaitu majas perbandingan, pertenetangan, pertautan, dan perulangan. Yang
termasuk pada majas perbandingan (perumpamaan, metafora, personifikasi,
alegori, dan antitesis). Majas pertentangan terdiri dari (hiperbola, litotes,
ironi, oksimoron, paranomia, paralipsis, dan zeugma). Majas pertautan terdiri
dari (metonimia, sinekdoke, eufisme, elipsis, inversi, dan gradasi). Majas
perulangan terdiri dari ( aliterasi, antanaklasis, kiasmus, dan repetisi).